Sabtu 14 Mei 2016 merupakan hari yang bersejarah bagi seluruh warga
MTsN 02 Mukomuko khususnya siswa-siswi kelas IX. Pasalnya, pada kesempatan hari
itu mereka datang ke sekolah dengan di dampingi oleh wali murid masing-masing untuk menghadiri acara perpisahan / pelepasan
siswa-siswi MTsN 02 Mukomuko. Acara tersebut memang rutin dilaksanakan oleh
pihak madrasah setelah semua proses pembelajaran dan rangkaian ujian kelulusan
selesai diikuti oleh siswa kelas IX. Pada acara pelepasan siswa-siswi kelas IX
tahun pelajaran 2015/2016 kali ini panitia sepakat mengusung tema yaitu:
“Dengan pelepasan siswa/siswi kelas IX kita tingkatkan silaturahmi di antara
warga madrasah untuk menjadikan Madrasah sebagai pilihan utama dalam
melanjutkan pendidikan”.
Selain bermaksud untuk
meningkatkan tali silaturahmi, acara yang dihadiri wali murid dan beberapa tamu
undangan dari berbagai lembaga/istansi di sekitar lingkungan madrasah itu juga
dikemas sedemikian rupa sebagai salah satu upacara prosesi pelepasan
siswa-siswi yang berhasil menyelesaikan pendidikan untuk dikembalikan kepada
wali muridnya masing-masing. Pukul 08.00 WIB para tamu undangan mulai hadir di
sambut beberapa dewan guru dan staf TU yang berada di gerbang madrasah. Ketika
memasuki halaman sekolah, tamu-tamu yang berdatangan dari berbagai daerah itu
dihibur dengan penampilan drumband siswa-siswi MTsN 02 Mukomuko. Kemudian para
tamu diantar menuju gedung serba guna MTsN 02 Mukomuko, lokasi dilangsungkannya acara tersebut. Selain
wali murid siswa-siswi kelas IX, tampak hadir juga dalam acara tersebut
pengurus komite madrasah, tokoh agama, tokoh masyarakat serta tamu undangan
dari lembaga / instansi lainnya seperti Kepala Kepala MA Miftahul ‘Ulum, MIN
Lubuk Mukti, dan lain-lain.
Meskipun terbilang mendesak, acara
pelepasan yang digelar sehari setelah UN itu berlangsung dengan lancar dan
meriah. Grup rebana tampak tampil memukau menghibur para tamu undangan beberapa
menit sebelum acara dimulai. Tepat pukul 09.00 WIB, acara dibuka dengan
mengucap basmalah dengan cara bersama-sama dipandu Cindy Wahyuni yang bertugas
sebagai MC. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-qur’an
yang dilantunkan oleh David Imam Al-Ghozali. Kata sambutan perwakilan dari
kelas 7 dan 8 pihak panitia menugaskan siswa bernama Suryadi sedangkan sambutan
dari kelas 9 disampaikan oleh Rahma Setia Wati. Disusul dengan sambutan dari
kepala madrasah yang dalam hal ini diwakilkan oleh Bapak Drs. Sholeh dan sambutan
berikutnya oleh pengurus komite madrasah oleh Bapak Castro. Setelah acara sambutan
demi sambutan dilewati, pelepasan atribut madrasah dua orang siswa perwakilan
dari kelas IX atas nama Wahyu Adi Santoso dan Elok Madeehah dilakukan secara
simbolis oleh Bapak Muhsinun, M.Pd.I selaku kepala madrasah di dampingi oleh
pengurus komite madrasah.
Beberapa menit sebelum istirahat, siswa-siswi grup kur perwakilan
dari kelas 9 A,B,C, dan D bersama-sama maju ke atas panggung. Dengan penuh
penghayatan mereka menembangkan lagu Mars Madrasah, Himne Madrasah, Himne Guru
dan lagu perpisahan. Selain acara-acara inti di atas, pada acara tersebut
beberapa siswa-siswa juga unjuk kebolehan dengan menampilkan ceramah 3 bahasa,
lagu jawa, dan puisi perpisahan karya salah seorang dewan guru bernama
Muhtohar, S.Pd yang berjudul, “Celoteh Sendu di Sudut Kantin Madrasah”. Berikut
petikan puisinya:
CELOTEH SENDU DI SUDUT KANTIN MADRASAH
Celoteh ini tak
lagi berlagu seperti dulu
Ketika kami
duduk di kelas satu
Tawa ini tak
lagi bernada gembira
Tak sama ketika
kami duduk di kelas dua
Celoteh sendu di sudut
kantin madrasah
Adalah bukti bahwa
sesungguhnya
Kami tak ingin berpisah
denganmu, guruku
Kami sangat menyayangimu
Membanggakanmu
Dan menghargaimu
Bunga yang kami
tanam di depan kelas
Seakan sia-sia
Sebab kami
takkan lagi bisa
Menyaksikan
mekarnya
Di sudut kantin madrasah
Kami tidak lagi membahas PR Matematika
Di sudut kantin madrasah
Kami tidak lagi membahas PR IPA
Semua pelajaran
sudah kami telan habis di sini
Di Madrasah
Tsanawiyah Lubuk Mukti
Setelah merasa
kenyang
Kami harus
angkat kaki dari sini
Meninggalkan
mereka yang menyuapi kami
Kami malu ingin berterimakasih padamu, guruku
Kami malu mengutarakan kata maaf padamu
Malu rasanya jika engkau beberkan semua kenakalan kami
Kepada orang tua yang mendampingi kami hari ini
Terima kasih
atas ilmu IPA-nya
Terima kasih
atas ilmu MATEMATIKA-nya
Terima kasih
atas ilmu BAHASA INDONESIA-nya
Terima kasih
atas ilmu BAHASA INGGRIS-nya
Terima kasih telah
mengajari kami ceramah 3 bahasa
Terima kasih telah
mengajari kami dzikir penenang jiwa
Terima kasih telah memandu
kami menjemput rezeki dengan Dhuha
Terima kasih atas rohani
dan jasmani kami yang terjaga sehatnya
Terima kasih
atas semua pelajaran yang berharga
Yang tak sempat
kami sebutkan satu persatu
Terima kasih
atas semua baktimu
Kami doakan
pahala mengalir selalu untukmu
Maaf untuk nasihatmu yang hanya membekas sesaat
Maaf untuk marahmu yang kami anggap angin lewat
Maaf atas semua kesalahan yang kami perbuat
Maaf, maaf, sungguh kami tidak ingin kualat
Maaf untuk luka
yang pernah kami tancapkan
Maaf untuk
kecewa yang pernah kami suguhkan
Guruku
tercinta….
Yakinlah, Allah
adalah sebaik-baik saksi
Luka-luka hamba-Nya
Yang pantas
digantikan bahagia
Puisi yang dibacakan secara bergiliran oleh 3 orang
siswa bernama Venny, Vivi dan Franky itu merupakan puisi terakhir untuk MTs
yang dari awal mereka kenal bernama MTsN Lubuk Mukti. Karena, mulai tahun
ajaran baru MTs kebanggaan mereka itu akan berganti nama menjadi MTsN 02
Mukomuko. Musik instrumental Kitaro berjudul Caravansary pengiring puisi yang
mereka bacakan semakin menambah syahdu, merinding dan berhasil membuat decak
kagum para tamu undangan dan siswa lain yang menyaksikan. Acara demi acara
berhasil dilaksankan dengan baik, tibalah saatnya acara penutup dan pembacaan
do’a yang dipandu oleh siswa bernama Edi Sutrisno. Tangis siswa-siswi kelas IX
baru pecah ketika mereka berjabatan tangan dengan bapak/ibu dewan guru setelah
prosesi foto bersama dilakukan. Ucapan kata maaf dan terimakasih sayup-sayup
terdengar di antara isak tangis dan linangan air mata wajah-wajah remaja
generasi penerus bangsa itu. Suasana haru menghiasi setiap sudut ruangan gedung
serba guna. Mereka saling berpelukan menumpahkan tangis perpisahan, harapan dan
do’a bagi masa depan bersama yang akan semakin cerah.
Sukses selalu, Nak!
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk perbaikan bog dan isinya